ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL
Laporan ini disusun
untuk mata kuliah : Akuntansi Internasional
Dosen : Dr. Imam
Subaweh, SE. AK. MM,
Disusun Oleh :
Kelompok 9
Ketua Kelompok : Setya Nugroho (29211435)
Anggota Kelompok : Syifa Farhana Fajrin (26211999)
Tenny Ramandha Febriana (27211073)
Vera Febryanti Anggraini (29211013)
Ketua Kelompok : Setya Nugroho (29211435)
Anggota Kelompok : Syifa Farhana Fajrin (26211999)
Tenny Ramandha Febriana (27211073)
Vera Febryanti Anggraini (29211013)
4EB15
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam penulisan selanjutnya.
Terima kasih kepada Dr. Imam Subaweh, SE. AK. MM, selaku dosen mata kuliah Akuntansi Internasional atas bimbingan dan arahnya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Depok, Juni 2015
Penyusun
PENDAHULUAN
Investor , analisis riset ekuitas, manajer
keuangan, bankir, dan para pengguna laporan keuangan lainnya memliki kebutuhan
yang semakin besar untuk membaca dan menganalisis laporan keuang asing. Perbandingan
keuangan lintas batas menjadi penting ketika melakukan analisis potensi dan
kekuatan keuangan investasi asing langsung atau investasi portofolio asing. Terdapat
pertumbuhan yang luar biasa dalam peneribitan dan perdagangan modal
internasional pada tahun tahun terakir yang disebabkan oleh privasitisasi, pertumbuhan
ekonomi, pengunduran kontrol modal dan kemajuan dalam teknologi informasi yang
terus menerus terjadi.
Kebutuhan
untuk menggunakan, dan dengan demikian memahami, laporan keuangan asing juga
meningkat karna kegiatan merger dan akuisisi telah semakin banyak terjadi
secara internasional. Nilai marger lintas batas tumbuh secar terus menerus
selama tahun 1990-an, dan pertumbuhan ini tidak menunjukkkan adanya tanda-tanda
penurunan.
Akhirnya,
karna bisnis menjadi semakin global, laporan keuangan menjadi jauh lebih
penting dari pada masa sebelumnya karn amenjadi dasar untuk analisis
persaingan, keputusan kredit, negosiasi usaha,dan kontrol perusahaan.
Pengurangan hambatan perdagangan secara terus-menerus, munculnya eropa sebagai
pasar tunggal, konvergensi selera dan preferensi konsumen,dan semakin rumitnya
penetrasi yang dilakukan oleh suatu perusahaan terhadap pasar luar negri telah
meningkatkan kompetisi bisnis multinasional secara signifikan. Semua
ini menimbulkan kebutuhan lebih lanjut untuk analisis dan penilaian laporan
keuangan internasional.
PELUANG DAN TANTANGAN DALAM ANALISIS LINTAS
BATAS
Analisis keuangan sejumlah negara memiliki
perbedaan yang sangat besar dalam praktik akuntansi, kualitas pengungkapan, sistem
hukum dan undang-undang, sifat dan ruang lingkup resiko usaha, dan cara untuk
menjalankan usaha. Perbedaan ini berarti alat-alat analisis yang sangat efektif
disuatu wilayah menjadi kurang efektif di wilayah lain.
Analisis
dan penilaian keuangan internasional ditandai dengan banyak kontradiksi. Disatu
sisi, begitu cepatnya proses harmanisasi standar akuntansi telah mengarah pada
semakin meningkatnya daya banding informasi keuangan diseluruh dunia. Namun
demikian, sejumlah besar perbedaan dalam praktik pelaporan keuangan masih ada.
Banyak negara, termasuk Cina, Korea, Republik Ceko, dan
Rusia berupaya keras untuk memperbaiki keterseddiaan dan kualitas informasi
mengenai perusahaan publik.
Terlepas
dari kontradiksi yang masih terus berlanjut, hambatan untuk analisis dan
penilaian kuangan internasional semakin menurun dan pandangan para analisis
secara umum masih positif. Globalisasi dan perbaikan dalam akuntansi dan
pengungkapan internasional yang masih berlanjut mengaburkan perbedaan antara
anaisis keuangan lintas batas dan dalam suatu wilayah. Globalisasi juga berarti
analisis yang terlalu domestik menjadi semakin kurang relavan. Ketergantungan
satu sama lain semakin meningkat dan tidak ada perusahaan dapat menghindar dari
peristiwa yang terjadi di seluruh dunia.
KERANGKA DASAR
ANALISIS USAHA
Palepu, Bernard, dan Healy membuat suatu kerangka dasar
yang bermanfaat untuk analisis dan penilaian usaha dengan menggunakan data
laporan keuangan.
Kerangka dasar tersebut yaitu :
1.
Analisis strategi usaha
2.
Analisis akuntansi
3.
Analisis keuangan (analisis rasio dan analisis arus kas)
4.
Analisis prospektif (peramalan dan penilaian)
I. ANALISIS STRATEGI USAHA INTERNAIONAL
Analisis strategi
usaha merupakan langkah penting pertama dalam analisis laporan keuangan.
Analisis ini memberikan pemahaman kualitatif atas perusahaan dan para
pesaingnya terkait dengan lingkungan ekonominya.
Prosedur standar
untuk mengumpulkan informasi yang digunakan dalam analisis strategi usaha
meliputi pemeriksaan laporan tahunan dan penerbitan perusahaan lainnya, dan
berbicara dengan staf perusahaan, analisis dan profesional keuangan lainnya.
Ketersedian Informasi
Analisis strategi
usaha sulit dilakukan khususnya di beberapa negara karna kurang andalnya
informasi mengenai perkembangan makro ekonomi. Pemerintah di negara-negara maju
kadang-kadang dianggap telah menerbitkan
statistik ekonomi yang keliru atau menyesatkan. Situais ini lebih buruk di beberapa negara berkembang.
Memperoleh
informasi mengenai industri juga suka dilakukan di banyak negara dan jumlah
serta kualitas informasi perusahaan sangat berbeda-beda. Ketersedian informasi
khusus mengenai perusahaan sangat-sangat rendah dibanyak negara berkembang.
Rekomendasi untuk melakukan Analisis
Keterbatasan data
membuat uapaya untuk melakukan analisis strategi usaha dengan menggunakan
metode riset tradisional menjadi sukar dilakukan.
Dalam hal ini
informasi negara dapat ditemukan dalam penerbitan “siaran internaional” yang
disebarkan oleh kantor akuntans besar,bank,dan broker. Federasi Internasional
Bursa Efek (FIBH,http://www.fibv.com) dan federasi Bursa Efek Eropa
(FESE,http://www.fese.be) menerbitkan newsletter internasional yang sangat
informatif dan majalah Accountansy, The
Economist, Financial Analysts Journal, dan euromoney menyediakan banyak
artikel yang sangat relavan untuk melakukan analisis keuangan inetrnasional.
Informasi mengenai negara yan tersedia bebas melalui internet
ORGANISASI
|
ALAMAT SITUS WEB
|
PENJELASAN
|
Departemen luar negri dan Perdagangan internasional
Kanada
|
http://www.dfait-maeci.gc.ca/english./menu.htm
|
Informasi pasar
|
Financial Times
|
http://ft.com
|
Laporan negara(jugs lsporsn industri,berita
perusahaan,dan informasi keuangan)
|
Political dan Economic Risk Consultancy,Ltd.(PERC)
|
http://www.asiarisk.com
|
Laporan negara secara sekilas, sambungan dengan situs
WWW lainnya
|
UNCTAD
|
www.unctad.org
|
Data untuk analisis perdagangan
internasional,komoditas,dan perkembangan investasi asing langsung
|
Bank sentral AS
|
www.federalreserve.gov
|
Kurs valuta asing
|
Departemen luar negri AS
|
http;//travel.state.gov
|
Peringatan perjalanan
|
Bank dunia
|
.org
|
Data pembangunan negara
|
Organisasi Pariwisata Dunia (World Tourism
Organization)
|
http://www.world-tourism.org
|
Newsletter,siaran pers
|
II.
ANALISIS AKUNTANSI
Tujuan analisis
akuntansi adalah untuk menganalisis sejauh mana hasil yang dilaporkan
perusahaan mencerminkan realitas ekonomi. Para analisis perlu untuk
mengevaluasi kebijakan dan estimasi akuntansi,serta menganalisis sifat dan
ruang lingkup fleksibilitas akuntansi suatu perusahaan.
Para
manajer perusahaan diperbolehkan untuk membuat banyak pertimbangan yang terkait
dengan akuntansi, karna merekalah yang tau paling banyak mengenai kondisi
operasi dan keuangan perusahaan mereka.
Henly dan rekannya menyarankan proses berikut
ini dalam melakukan evaluasi kulaitas akuntansi suatu perusaan :
1.
Identifikasikanlah kebijakan akuntansi utama
2.
Analisis fleksibilitas akuntansi
3.
Evaluasialah strategi pengungkapan
4.
Evaluasilah kualitas pengungkapan
5.
Identifikasikanlah potensi terjadinya masalah (seperti penghapusan
aktiva dalam jumlah besar yang tidak biasanya, transaksi yang meningkatkan laba
yang tidak dapat dijelaskan atau meningkatnya perbedaan antara laba yng
dilaporkan perusahaan dengan arus kas dari operasi
6.
Buatlah penyesuaian atas distorsi akuntansi
Dua isu utama
menjadi tantangan bagi mereka yang melakukan analisis akuntansi dalam
lingkungan internasional.
Pertama
adalah perbedaan antar negara dalam kualitas pengukuran, kualitas pengungkapan,
dan kualitas audit.
Kedua adalah
menyangkut kesulitan dalam memperoleh informasi yang diperlukan untuk melakukan
analisis akuntansi.
Perbedaan
antarnegara dalam kualitas pengukiran akuntansi, pengungkapan, dan audit secara
dramatis. Karakteristik nasional yang menyebabkan perbedaan ini mencakup
praktik yang diwajibkan dan diterima secara umum, pengawasan dan penegakan
aturan dan ruang lingkup diskresi manajemen atas pelaporan keuangan.
Saran –saran untuk Para Analisis
Teristimewa pada
saat melakukan analisis teradap perusahaan-perusahaan di negara pasar
berkembang, para analisis harus sesering mungkin bertemu dengan manajemen untuk
mengevaluasi intensif program keuangan dan kebijakan akuntansi mereka.
Banyak perusahaaan
di negara pasar berkembang yang sangat tertutup dan para manajer mungkin tidak
memiliki intensif yang kuat untuk melakukan pengungkapan yang lengkap dan
kredibel.
Kebijakan akuntansi
di beberapa negara dapat mirip atau sama persis dengan IAS (stau standar lain
yang diterima luas), tetapi manajer sering kali memiliki diskresi yang sangat
besar dalam menentukan bagaimana kebijakan tersebut diterapkan.
III.
ANALISIS KEUANGAN INTERNASIONAL
Tujuan analisis
keuangan adalah untuk mengevaluasi kinerja perusahaan pada masa kini dan masa
lalu, dan untuk menilai apakah kinerjanya dapat dipertahankan. Analisis rasio
dan analisis arus kas merupakan alat yang penting dalam melakukan analisis
keuangan.
Analisis rasio
Analisis raio
mencakup perbandingan rasio antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain
dalam industri yang sama, perbandingan rasio perusahaan antar waktu atau dengan
periode fiskal yang lain, dan atau perbandingan rasio terhadap beberapa acuan
yang baku. Analisis ini memberikna masukan terhadap drajat perbandingan dan
relatif pentingnya pos-pos laporan keuangan dan dapat membantu dalam
mengevaluasi efektifitas kebijakan operasi, investasi, pendanaan dan retensi
laba yang dimbil manajemen.
Analisis arus kas
Analisis arus kas
berfokus pada laporan arus kas, yang memberikan informasi mengenai arus kas
masuk dan keluar perusahaan, serta pengungkapan mengenai aktivitas investasi
dan pendanaan non kas secara periodik.Analisis RasioAda dua masalah yang harus
dibahas ketika melakukanan alisis rasio dalam lingkungan internasional :
a) Apakah perbedaan lintas Negara dalam prinsip akuntansi menyebabkan perbedaan yang signifikan dalam angka-angka laporan keuangan yang dilaporkan perusahaan dari Negara yang berbeda?
b) Seberapa
jauh perbedaan dalam budaya serta kondisi persaingan dan ekonomi local
memperngaruhi interpertasi ukuran akuntansi dan rasio keuangan, meskipun
pengukuran akuntansi dari negeri yang berbeda disajikan ulang agar tercapai“
daya banding akuntansi”? Sejumlah bukti yang kuat menunjukkan adanya perberdaan
besar antar Negara dalam profitabilitas, pengungkit, dan rasio serta jumlah laporan
keuangan lainnya yang berasal dari faktor akuntansi dan non akuntansi.
a) Apakah perbedaan lintas Negara dalam prinsip akuntansi menyebabkan perbedaan yang signifikan dalam angka-angka laporan keuangan yang dilaporkan perusahaan dari Negara yang berbeda?
Ringkasan Rasio Keuangan
Rasio
|
RumusPerhitungan
|
I.
Likuiditas
1.
Rasiolancar
2.
Rasio cepat atau acid
test
3.
Rasio utang kas kini
|
Aktivalancar
Kewajiban
lancar
Kas,surat
berharga yang dapat diperjual belikan
Kewajiban lancar
Kas
bersih yang berasal dari kegiatan operasi
Rata-rata
kewajiban lancar
|
II.
Efisiensi
4.
Perputaran piutang
5.
Perputaran persediaan
6.
Perputaran aktiva
|
Penjualan
bersih
Rata-rata
piutang dagang (bersih)
Harga
pokok penjualan
Rata-rata
persediaan
Penjualan
bersih
Rata-rata
jumlah aktiva
|
III.
Profitabilitas
7.
Margin laba atas
penjualan
8.
Tingkat imbalan atas
aktiva
9.
Tingkat imbalan atas
ekuitas saham biasa
10. Laba
per saham
11. Rasio
pembayaran
|
Laba
bersih
Penjualan
bersih
Laba
bersih
Rata-rata
jumlah aktiva
Laba
bersih dikurangi dividen saham preferen
Rata-rata
ekuitas pemilik saham biasa
Laba
bersih dikurangi dividen saham preferen
Rata-rata
tertimbang saham beredar
Dividen
tunai
Laba
bersih
|
IV.
Converage
12. Rasio
utang terhadap total aktiva
13. Times
interest earned
14. Cash
debt coverage ratio
15. Nilai
buku per saham
|
Utang
Jumlah
aktiva atau ekuitas
Laba
sebelum beban bunga dan pajak
Beban
bunga
Arus
kas dari kegiatan operasi
Rata-rata
jumlah kewajiban
Ekuitas
pemegang saham biasa
Jumlah
saham yang beredar
|
c) Seberapa
besar perbedaan dalam pos-pos laporan keuangan disebabkan oleh perbedaan
prinsip-prinsip akuntansi nasional ? Ratusan perusahaan non AS yang mencatatkan
saham di Bursa-bursa efek AS melakukan pengungkapan rekonsiliasi berupa catatan
kaki yang memberikan bukti terhadap pernyataan ini, setidaknya dalam konteks
perbedaan antara nilai akuntansi berdasarkan GAAP AS dan berdasarkan GAAP non
AS.
Lima jenis perbedaan laporan keuangan yang diungkapkan oleh sejumlah besar
emiten adalah:
1. Depresiasi
dana mortisasi
2. Biaya
yang ditangguhkan
3. Pajak
tangguhan
4. Pensiun
5. Transaksi
mata uang asing
Analisis Arus Kas
Laporan arus kas yang
sangat mendetail sangat diwajibkan menurut GAAP AS, GAAP Inggris, IFRS, dan
standar akuntansi di sejumlah Negara yang jumlahnya semakin bertambah.
Ukuran-ukuran yang berkaitan dengan arus kas sangat bermanfaat khusunya dalam
analisis internasional karena tidak telalu dipengaruhi oleh perbedaan prinsip
akuntansi, bila dibandingkan dengan ukuran-ukuran berbasis laba Apabila laporan
arus kas tidak disajikan, sering kali ditemukan kesulitan untuk menghitung arus
kas dari operasi dan ukuran arus kas lainya dengan menyelesaikan laba berbasis
aktual.
Mekanisme
untuk Mengatasi
Untuk mengatasi perbedaan
prinsip akuntansi lintas Negara, beberapa analis menyajikan ulang ukuran
akuntansi asing menurut sekelompok prinsip yang diakui secara internasional
atau sesuai dengan dasar lain yang lebih umum. Beberapa yang lain mengembangkan
pemahaman yang lengkap atas praktik akuntansi di sekelompok Negara tertentu dan
membatasinya analisis mereka terhadap perusahaan-perusahaan yang berlokasi di
Negara-negara tersebut.
IV.
ANALISIS
PROSPEKTIF INTERNASIONAL
Analisis prospektif
Mencakup tahap peramalan dan penilaian. Ketika melakukan peramalan para analis
membuat ramalan mengenai prospek perusahaan secara eksplisit berdasarkan
strategi usaha, catatan akuntansi dan analisis keuangan. Ketika melakukan
penilaian, analisis mengubah ramalan kuantitatif menjadi suatu estimasi nilai
perusahaan. Penilaian digunakan secara implicit maupun eksplisit dalam banyak
keputusan usaha. Terdapat banyak pendekatan penilaian yang berbeda digunakan
dalam praktik, mulai dari analisis arus kaster diskonto hingga teknik yang
lebih sederhana yang berdasarkan perkalian berbasis harga.
Para pakar dalam melakukan
penilaian internasional memberikan peringatan berikut ini kepada mereka yang
melakukanan alisis prospektif internasional. Setiap aturan yang telah
dipelajari di negera asal anda menjadi tidak berlaku di LN. Fluktuasi kurs,
perbedaan akuntansi, perbedaan praktik, dan kebiasaan bisnis, perbedaan pasar
modal, dan banyak factor lainnya memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
peramalan dan penilaian internasional.
Sebagai contoh, dengan
analisis arus kaster diskonto seserorang menilai suatu usaha berdasarkan nilai
kini ekspekstasi arus kas yang didiskontokan sesuai dengan tingkat suku bunga
yang mencerminkan tingkat resiko arus kas tersebut. Meskipun prinsip penilaian
ini tidak berbeda dengan antara pasar maju dan pasar berkembang, kebanyakan
variable masukan yang dianggap pada di pasar maju mungkin tidak dapat diperoleh
diperekonomian yang sedang berkembang. Sebagai contoh, suku bunga obligasi
pemerintah yang sering kali digunakan sebagai acuan suku bungabebas risiko,
mengasumsikan bahwa pemerintah tidak akan gagal bayar, setidaknya untuk
peminjaman lokal. Variabel masukan lain sperti parameter risiko dan premium
pada umumnya sukar untuk diestimasikan karena sedikitnya jumlah data historis.
Banyak database komersial menyediakan
akses terhadap data keuangan dan pasar saham ribuan puluhan ribu perusahaan
diseluruh dunia. Perusahaan-perusahaan yang tercakup dalam database komersial
ini umumnya perusahaan besar yang laporan keuangannya menarik perhatian para
pengguna dan investor.
Sumber informasi lain yang juga
berharga yaitu:
1) Publikasi
pemerintah
2) Organisasi
riset ekonomi
3) Organisasi
internasional seperti Perserikatan Bangsa-bangsa
4) Organisasi
akuntansi, audit, dan pasar surat berharga
Ketetapan Waktu
Informasi
Ketetapan waktu laporan keunagan,
laporan tahunan, laporan kepada pihak regulator, dan siaran pers yang
menyangkut laporan akuntansi berbeda-beda di tiap negara. Pelaporan keuangan
tiap kuartal merupakan praktek yanng lazim dilakukan di Amerika Serikat, sedangkan
di tempat lain masih jaring dilakukan. Jangka waktu pelaporan keuangan juga
dapay diestimasikan dengan membandingkan akhir tahun fiskal sebuah perusahaan
dengan tanggal laporan auditnya. Tanggal terkhir ini dianggap sebagai tanggal
indikasi kapan informasi keuangan perusahaan pertama kali tersedia untuk
masyarakat umum. Di Brazil, Kanada, Chili, Kolombia, Meksiko, Philipina, Korea
Selatan, Taiwan, Thailand, dan Amerika Serikat, jangka waktu pelaporan ini
dilaporkan berkisar antara 30-60 hari. Sementara di Argentina, Australia,
Denmark, Finlandia, Irlandia,Israel, Jepang, Belanda, Selandia Baru, Norwegia,
Portugal, Singapura, Afrika Selatan, Spanyol, Swedia, Swiss, Inggiris dan
Zimbabwe rata-rata berkisar 61-90 hari. Di Austria, Belgia, Perancis, Jerman,
Yunani, Hong Kong, India, Italia,Malaysia, Nigeria, dan Sri Lank jangka waktu
informasi berkisar antara 92-120 hari. Dan untuk Pakistan, rata-rata jangka
waktu melebihi 120 hari.
Frost mencatat perbedaan internasional
lebih lanjut dalam ketepatan waktu siaran pers yang menyangkut laba. Ia
mendefinisikan jangka waktu sebagai rata-rata jumlah hari antara akhir tahun
fiskal suat perusahaan dan tanggal siaran pers. Selang waktu ini berkisar 72
hari untuk perusahaan yang berdomisili di Prancis, 82 hari untuk perusahaan
Jerman, 46 hari untuk Jepang, 72 hari untuk Inggiris, dan 26 hari untuk
Amerika.
Perbedaan dalam ketepan waktu
informassi akuntansi menambah beban para pembaca laporan keuangan perusahaan
asing. Beban ini semakin besar untuk perusahaan-perusahaan yang memiliki
lingkungan yang sentiasa berubah-ubah. Agar penilaian yang dilakukan dapat
bermakna, diperlukan penyesuaian terus-menerus atas jumlah yang dilaporkan,
dengan menggunakan yang konvensional ataupun tidak konvensional.
Pertimbangan Mata Uang
Asing
Akun-akun yang berdenomnasi dalam mata uang asing
membuat para anlis menghadapi dua jenis permasalahan. Yang pertama berkaitan
dengan kemudahan pembaca, yang kedua menyangkut isi informasi.
Sebagian besar perusahaan di seluruh
dunia menetapkkan denominasi akun-akun keuangannya dalam mata uang domisili
nasional mereka. Bagi seorang pembaca daru AS terbiasa dengan dolar, analisis
akun-akun yang dinyatakan dalam euro dapat menimbulkan kebingungan. Jawaban
yang umum untuk mengatasinya dalah dengan mentranslasikan saldo-saldo dalam
mata uang asing ke dalam mata uang domestik. Namun demikian, sebagian
saldo-saldo dalam mata uang asing ke dalam mata uang dmestik.namun demikian,
sebagian besar laporan mata uang asing hanya menyulitkan dalam tampilanya saja.
Rasio keuangan yang mengubah unit pengukuran nomonal (interval) kedalam hubungan persentase tidak berkaitan dengan mata
uang. Rasio lancar yang dihitung dari neraca sebuah persahaan Belanda yang
dinyatakan dalam euro akan sama saja dengan dihitung dari laporan keuangan yang
sama itu setelah ditranslasikan kedalam dolar.
Dengan mengasumsikan bahwa kurs dolar/pound pada akhir tahun $2.10, $2.20, dan $1.60 masing-masing untuk tahun 20x4,20x5,20x6, maka resiko lancar adalah sebesar 1.5 per 1 untuk tahun 20x4, 1.6 per 1 untuk tahun 20x5 dan 1.6 per 1 untuk tahun 20x6, baik untuk laporan tang dinyatakan dalam pound Inggris atau dolar AS. Saldo dalam mata uang lokal (yaitu pound) lebih memadai apabila hendak menganalisis tran keuangan.
Terdapat sebuah pendekatan alternatif
yaitu dengan mentranslasikan data-data dalam mata uang ke dalam mata uang
domestik dengan menggunakan kurs pada suatu tahunan dasar. Jika saldo-saldo
dalam mata uang asing dinyatakan dalam ekuivalen daya bbeli tahun dasar, maka
kurs akhir tahun yang terjadi pada suatu tahun dasar harus digunakan.
Apabila laporan yang telah
ditranslasikan memberikan kemudahan bagi para pebaca dalam melihat akun-akun
mata uang asing dalam suatu mata uang yang telah dikenal umum, maka dapat
timbul gambaran yang sebenarnya mengalami distorsi. Secara khusus, perubahan
kurs valuta asing dan prosedur akuntansi secara bersamaan sering kalo
menghasilkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang bertentangan dengan
peristiwa yang mendasarinya.
Laporan keuangan konsoloodasi
memperbolehkan perusahaan multinasional untuk melaporkan hasil operasinya
diseluruh dunia dalam satu mata uang. Beraneka ragam metode translasi mata uang
yang digunakan secara internasional.
Untuk memberikan gambaran, laporan
laba rugi, posisi keuangan, dan arus kas translasi dari sebuah perusahaan
afiliasi perusahaan multinasional AS yang berada di Norwegia dapat dilihat pada
Tampilan 9-5. Induk perusahaab menggunakan metode kurs kini dan menetapkan
krina sebagai mata uang fungsionalnya untuk keperluan konsolidasi.
Pengamatan sekilas terhadap laporan
arus kas hasil translasi meunjukkan bahwa sumber utama kas adalah operasi (laba
bersih ditambah dengan depresiasi), penerbitan utang jangka panjang dan
penyesuaian translasi. Pada gilitannya, kas tersebut digunakan untuk
meningkatkan investasi perusahaan dalam bentuk aktiva tetap.
Pola arus kas yang ditunjukkan pada Tampilan 9-5
berbeda dari yang dialami oleh sebuah perusahaan yang murni domestik karena
adanya agregat penyesuaian translasi. Namun demikian, pengamatan terhadap
komponen laporan dana hasiltranslasi ini mengungkapkan bahwa penyesuaian
translasi sesungguhnnya bukanlah sumber
atau sasaran penggunaan kas.
Penyesuaian transalasi dihitung dengan mengalikan saldo awal aktiva bersih
dalam mata uang asing dengan perubahan dalam kurs kini selama periode berjalan,
dan kedua dengan mengalikan peningkatan atau penurunan dalam aktiva bersih
selama periode berjalan dengan perbedaan antara kurs rata-rata dan kurs pada
akhir periode. Prosedur ini dan sifat ganda persamaan akuntansi, menunjukkan
bahwa komponen paling penting dalam laporan dana yang ditranslasikan adalah
gabungan pengaruh translasi dan arus kas aktual.
Perbandingan arus kas antara uang
fungsional (krona) dan mata uang pelaporan (dolar) menghasilkan beberapa
perbedaan yang mengejutkan. Apabila laporan arus kass dihasilkan dari laporan
neraca dan laporan laba rugi yang ditranslasikan (Tampilan 9-5) menunjukkan
bahwa utang jangka panjang merupakan salah satu sumber dana, maka laporan dalam
krona (Tampilan 9-6) tidak menunjukkan hal yang sama. Hal yang serupa juga
terlihat pada apa yang seharusnya muncul sebagai investasi dalam aktiva tetap
dari sudut pandang dolar berubah menjadi fenomena translasi murni.
Suatu analisis terhadap akun aktiva
tetap mengunkapkan bahwa tidak terdapat pembelian, penjualan ayai penghapusan
akun aktiva tetap selama yahun berjalan. Dengan demikian, saldo akhir tahun
harusnya sama dengan nilai buku awal, $8.500.000 (Nor 85.000.000), dikurangi
dengan depresiasi sebesar $555.000 (Nor 5.000.000) atau sama dengan $7.945.000.
saldo akhir aktual adalah sebesar $10.640.000, yang menunjukkan bahwa seluruh
kenaikan dalam aktiva tetap ($10.640.00 - $7.954.000) disebabkan oleh pengaruh
kurs. Hal yang sama juga terlihat pada utang jangka panjang dalam krona
Norwegia yang tidak berubah selama tahun berjalan. Karena kewajiban moneter ini
ditranslasikan berdasarkan kurs nilai tukar yang direvaluasi selama tahun ini, seluruh
kenaikan dalam utang jangka panjang ($6.384.000 - $4.800.000) juga ditimbulkan
dari penyesuaian translasi. Analisis transaksi yang serua menunjukkan pengaruh
translasi tambahan yang berkaitan dengan akun-akun modal kerja anak perusahaan
Norwegia. Perhatikan bahwa jumlah seluruh pengaruh translasi yang muncul dalam
Tampilan 9-6 sama dengan agregat penyesuaian translasi yang muncul dalam bagian
akuitas pemegang saham neraca hasil translasi.
Perbedaan dalam Format Laporan
Format neraca dan laporan laba rugi
berbeda-beda disetiap negara. Sebagai contoh, berbeda dengan di Amerika Serikat
dimana kebanyakan perusahaan menggunakan format neraca dengan aktiva di sisi
kiri dan klaim atas ekuitas di sisi kanan, format sebaliknya digunakan di
Inggris. Contoh kedua, berbeda dengan neraca di AS yang menyajikan aktiva
semakin menurun dalam urutan likuiditas dan kewajiban semakin meningkat dalam
urutan tanggal jatuh tempo, di banyak negara aktiva yang paling likuid dan
kewajiban dengan jangka waktu paling pendek ditempatkan di bagian bawah neraca.
Perbedaan klasifikasi secara
internasional juga cukup banyak terjadi. Sebagai contoh, akumulasi depresiasi
disajikan sebagai akun kontra aktiva di Amerika Serikat. Di Jerman, aktiva yang
didepresiasikan umumnya disajikan bersih dari akumulasi depresiasi, tetapi
seluruh perubahan akun aktuva jangka panjang yang terjadi dalam periode
berjalan langsung disajikan dalam neraca. Di banyak negara, perbedaan antara
kewajiban lancar dan tidak lancar adalah satu tahun. Di jerman, perbedaan
sering kali adalah 4 tahun.
Meski menyulitkan, perbedaan format
laporan keuangan tidak terlalu penting karena struktur dasar laporan keuangan
cukup mirip di seluruh dunia. Dengan demikian, kebanyakn perbedaan biasanya
dapat direkonsiliasikan dengan sedikit usaha.
Hambatan Bahasa dan
Terminologi
Perbedaan bahasa antarnegara dapat
menimbulkan hambatan informasi bagi para-para pengguna laporan keuangan.
Kebanyakan perusahaan yang berdomisil di negara- negara yang tidak menggunakan
bahasa Inggris menerbitkan laporan tahunannya dalam bahasa negara asal. Namun
demikian, semakin banyak perusahaan yang relatif besar yang berada di
perekonomian maju menyediakan laporan tahunan dalam bahasa Inggris. Perbedaan
terminologi akuntansi juga daat menimbulkan kesulitan. Sebagai contoh, para
pembaca di AS mengartikan isitlah stock
sebagai surat berhaga yan menunjukkan kepemilikan perusahaan (saham). Di sisi
lain, para pembaca di Inggris mengartikan istilah itu sebgai persediaan barang
yang belum terjual milik perusahaan. Contoh lain perbedaan terminologi antara
Inggris dan Amerika Serikat antara lain turnover
(pendapatan penjualan) dan debtors
(account receivable) dan creditor (account payable).
Secara singkat, banyak isu-isu
subtansial yang dihadapi para pengguna palaporan keuangan internasional.
Mungkin isu yang paling sulit adalah yang berkaitan dengan mata uang asing dan
ketersediaan dan kredibilitas informasi keuangan, kesulitan dengan mata uang
asing mungkin akan menimbulkan pengaruh yang sangat besar dalam akuntansi
internasional selama beberapa waktu. Sebaliknya, masalah yang berkaitan dengan
ketersediaan dan kredibilitas informasi secara perahan semakin berkurang karena
semakin banyak persusahaan, otoritas berwenang dan bursa efek yang mengakui
pentingnya untuk memperbaiki akses investor terhadap informasi yang tepat waktu
dan kredibel.
TAMPILAN PENYAJIAN
ULANG LAPORAN KEUANGAN GAAP JEPANG DENGAN DASAR GAAP AS
Dalam lampiran ini ditunjukkan
bagaimana penyajian ulang GAAP dapat digunakan untuk mengurangi pengaruh
keanekaragaman akuntansi. Tampilan 9-8 memuat laporan keuangan akhir tahun
Toyoza Enterprises (jepang) dan Lincoln Corporation (Amerika Serikat) dengan
catatan yang relevan.
Laporan keuangan komporatif Toyoza dan
Lincoln Enterprises disajikan dalam Tampilan 9-9.
Bedasarkan anlisis awal, Toyoza
dterlihat kurang likuid, kurang efisie, kurang menguntungkan dan secara
keuangan kurang solven bila dibandingkan dengan Lincoln Enterprise.
Untuk membantu dalam melakukan
perbandingkan dengan Lincoln, kami menyajikan ulang laporan keuangan Toyoza ke
dalam basis GAAP AS. Berdasarkan informasi tersedia dan mengamati catatan di
belakanya, perlu dibuat penyesuaian-penyesuaian berikut ini:
1. Persediaan
disesuaikan untuk mencerminkan perbedaan dalam metode penentuan biaya.
Penyesuaian akan meningkatkan persediaan dan mengurangi harga pokok penjualan
sebesar ¥198.000
2. Perbedaan
antara metode depresiasi garis lurus dan jumlah angka tahun selama tahun
berjalan menghasilkan penyesuaian terhadap harga pokok penjualan dan aktiva
tetap bersih sebesar ¥46.750. perbedaan depresiasi dalam tahun sebelumnya
adalah sebesar ¥140.250. berdasarkan tarif pajak marginal sebesar 35%, kenaikan
sebesar ¥140.250 dalam laba sebelum pajak dilaporkan akan menimbulkan pajak
tangguhan sebesar ¥49.088 dengan saldo yang dikreditkan terhadap laba ditahan.
3. Berdasarkan
GAAP AS, transaksi sewa guna usaha harus dikapitalisasikan. Dengan
mendiskontokan rangkaian pembayaran sewa sebesar ¥40.000.000 untuk 5 tahun
dengan bunga sebesar 8%, menghasilkan nilai kini sebesar ¥159.600.00 yang
diatribusikan ke dalam aktiva sewa guna usaha. Dari jumlah ini, pembayaran sewa
usaha sebesar ¥40.000.000 dapat dipisahkan menjadi pembayaran bunga sebesar
¥12.668.000 dan pengurangan atas kewajiban sewa guna usaha sebesar ¥27.232.000.
4.
Berdasarkan
SFAS No 52, keuntungan translasi dipindahkan dari tang jangka panjang dan
dimasukkan sebagai laba.
5.
Dibandingkan
dengan GAAP AS, beban amortisasi
goodwill menjadi ¥10.800.000 lebih besar. Ayat jurnal penyesuaian dibuat untuk
mengakui aktiva dan mengakui aktiva dan mengurangi beban operasi.
6.
Karena
Amerika Serikat tidak memperbolehkan cadangan direksi, cadangan ini dihapuskan
dan dimasukkan ke dalam laba. Cadangan ini direklasifikasikan sebagai ekuitas
dan bukan sebagai utang.
7.
Penyesuaian
ini, yang diringkas dalam bentuk kertas kerja dalam tampilan 9-10 meningkatkan laba Toyoza
setelah disajikan ulang sebesar
¥220.240.00. Dari jumlah ini, sebanyak ¥20.000.000 yang berkaitan dengan
keuntungan translasi tidak diakui untuk
perhitungan pajak. Hal ini menyebabkan beban pajak sebesar ¥107.822.000 dan
saldo terutang saat ini sebesar ¥107.822.000
Tampilan 9-8 Laporan keuangan dan catatan terkait
yang belum disesuaikan pada akhir tahun
Toyoza Entreprises
|
Lincoln Entreprises
|
|
(Ribuan ¥)
|
(Ribuan $)
|
|
Laporan Laba Rugi
|
||
Penjualan
|
¥1.400.000
|
$ 12.000
|
Beban Operasi
|
||
Harga pokok penjualan
|
1.200.000
|
10.044
|
penjualan dan administrasi
|
100.000
|
575
|
operasi lainnya
|
114.200
|
319
|
amortisasi goodwill
|
10
|
|
Laba Operasi
|
¥ 65.800
|
$1.052
|
Keuntungan (kkerugian)
|
||
beban bunga
|
28.000
|
130
|
laba sebelum pajak
|
37.800
|
922
|
pajak penghasilan
|
23.800
|
258
|
laba setelah pajak
|
14.000
|
664
|
bagian laba anak perusahaan yang tidak dikonsiidasikan
|
116
|
|
laba bersih
|
¥14.000
|
$780
|
Tampilan 9-8 Laporan Keuangan dan Catatan Yang Belum Terkait yang Belum
Disesuaikan pada Akhir Tahun (lanjutan)
Toyoza Entreprises
|
Lincoln Entreprises
|
|
(Ribuan ¥)
|
(Ribuan $)
|
|
Neraca
|
||
Kas
|
¥ 124.500
|
$ 1.920
|
Piutang usaha, bersih
|
510.000
|
1.660
|
Surat berharga yang diperdagangkan
|
45.000
|
500
|
Persediaan
|
390.000
|
1.680
|
Investasi
|
150.000
|
1.000
|
Aktiva tetap, bersih
|
280.600
|
5.160
|
Goodwill
|
-
|
80
|
Jumlah aktiva
|
¥
1.500.000
|
$ 12.000
|
utang dagang jangka pendek
|
¥ 165.000
|
$ 1.800
|
utang jangka pendek
|
25.000
|
2.160
|
pajak tangguhan
|
-
|
-
|
kewajiban lancar lainnya
|
90.000
|
-
|
utang jangka panjang cadangan
|
20.000
|
2.400
|
cadangan
|
90.000
|
-
|
modal saham
|
75.000
|
960
|
laba ditahan
|
35.000
|
4.680
|
jumlah kewajiban dan ekuitas pemilik
|
¥ 1.500.000
|
$ 12.000
|
Catatan atas Laporan Keuangan Toyoza
1.
Neraca dan laporan laba rugi disusun sesuai dengan Hukum Komersial
Jepang dan aturan lain yang terkait.
2.
Investasi pada anak perusahaan dan perusahaan afiliasi dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas:
3.
Persediaan dicatat berdasarkan biaya rata-rata. Jika persediaan akhir
disajikan ulang menjadi FIFO(MPKP), maka nilainya akan lebih tinggi sebesar
¥198 juta.
4.
Aktiva tetap dicatat sebesar harga perolehan. Depresiasi dihitung dengan
menggunakan metode jumlah angka tahun, dengan pengecualian yang bersifat minor.
Aktiva tetap, yang dibeli 2 tahun lalu, memiliki estimasi masa manfaat selama 4
tahun.
5.
Beban operasi mencakup pula pembayaran sewa guna usaha sebesar ¥40 juta.
Rata-rata masa kontrak sewa guna usaha adalah 4 tahun. Seluruh kontrak sewa
guna usaha mengalihkan kepemilikan kepada Lessor pada akhir masa sewa guna
usaha. Biaya modal Toyoza Entreprises diperkirakan sebesar 8%.
6.
Keuntungan translasi sebesar ¥20 juta yang terkait konsolidasi operasi
luar negeri dengan posisi kewajiban moneter bersih ditangguhkan menjadi utang
jangka panjang.
7.
Goodwill yang dibeli dari pihak ketiga diamortisasi selama 20 tahun.
Beban amortisasi selama periode berjalan sebesar ¥12 juta dan dikategorikan
sebagai beban operasi lain-lain. Berdasarkan uji penurunan nilai menurut GAAP
AS, jumlahnya hanya sebesar 10% dari total.
8.
Toyoza Enterprises diperbolekan untuk mendirikan cadangan untuk tujuan
khusus (yaitu beban yang ditetapkan pemerintah terhadap laba) yang besarnya
sama dengan persentase tertentu dari total pendapatan ekspor. Beban tahun ini
(termasuk beban operasi lain-lain) adalah sebesar ¥26.400.000. sama halnya,
tambahan terhadap cadangan untuk tujuan umum Toyoza adalah sebesar ¥30.800.000.
9.
Kurs ¥/$ pada akhir tahun adalah ¥110=$1.
10. Tarif pajak penghasilan marginal Toyoza
Enterprise adalah 35%.
Catatan atas laporan keuangan Lincoln
Entreprises :
1.
Neraca dan laporan laba rugi disusun sesuai dengan GAAP AS.
2.
Persediaan dicatat berdasarkan metode biaya FIFO (MPKP).
3.
Aktiva tetap didepresiasikan dengan menggunakan metode garis lurus.
4.
Operasi luar negeri dikonsolidasikan dengan operasi induk perusahaan
dengan menggunakan metode translasi mata uang temporal karena Lincoln
menggunakan dolar AS sebagai mata uang fungsionalnya.
ANALISIS
RASIO INTERNASIONAL
Analisis
rasio keuangan merupakan alat yang sangat baik untuk evaluasi kinerja keuangan,
analisis kredit dan analisis surat berharga. Meskipun rasio keuangan dapat
secara tepat mengukur likuiditas dalam perbandingan di suatu negara, sering
kali rasio ini disalahgunakan ketika digunakan untuk perbandingan keuangan
lintas batas, sebagian karena masalah perbedaan prinsip akuntansi. Masalah yang
lebih serius adalah bahwa investor dapat salah menginterprestasikan rasio ini
karena mereka tidak memahami lingkungan luar negeri, meskipun laporan keuangan
telah disajikan ulang menurut satu set prinsip akuntansi yang umum.
PERTIMBANGAN
LINGKUNGAN
Perusahaaan-perusahaan
jepang terlihat memilih pengungkit yang sangat tinggi. Sebagai contoh, studi
terdahulu yang dilakukan oleh SEC menemukan bahwa rata-rata pengungkit (total
uang/ekuitas pemegang saham) dalam sampel jepang yang diambil adalah sebesar
2,032, sedangkan untuk sampel AS sebesar 0,514. Namun demekian secara
tradisional rasio utang bukanlah sumber kekhawatiran utama di jepang. Sebagian
alasan nya bersifat historis.
Pada saat pemerintah Jepang (yang berada di bawah tekanan dari amerika
serikat) mengakhiri isolosasi selama 200 tahun pada pertengahan abad ke-19,
Jepang telah membuat pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang cepat sebagai
tujuan nasional yang utama. Untuk mencapai tujuan ini, pemerintah membuat
infrastruktur perbankan yang luas untuk memasok kebanyakan kebutuhan pendanaan
industri. Ketergantungan perusahaan-perusahaan industri terhadap sistem
perbankan meningkat setelah perang dunia II. Kelompok industri baru dan besar
yang disebut sebagai keiretsu berkembang dengan bank komersial utama sebagai
intinya. Terhubung melalui ikatan bisnis dan pribadi, bank dan perusahaan
asosiasinya sangatlah dekat. Apabila pinjaman menjadi tidak lancar, bank
(sering kali) memperpanjang masa pembayaran kembali atau (kadang-kadang)
mendanai kembali pinjaman tersebut. Sebuah bank bahkan dapat mengangkat seorang
pegawai utama bank sebagai presiden atau anggota dewan perusahaan yang
mengalami kesulitan tersebut untuk membantu penyelesaian nya.
Perusahaan lain dalam keiretsu dapat membayar di depan piutang terhadap
perusahaan yang bermasalah dan memperbolehkan periode yang lebih panjang bagi
perusahaan itu untuk membayar kembali piutang nya. Dengan kemampuan untuk
memanipulasi dan menunda pembayaran bunga dan pokok ini, utang jangka panjang
di Jepang memiliki sifat yang lebih mirip dengan ekuitas di Amerika Serikat.
Karena utang jangka panjang di Jepang memiliki karakteristik yang mirip
dengan yang mirip dengan saham preferen, maka pembayaran bunga di Jepang dapat
disetarakan dengan dividen.
Dengan demikian,rasio cakupan bunga, yang umumnya jauh lebih rendah di
Jepang dari pada di Amerika Serikat tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Laba di
Jepang melampaui yang dibutuhkan agar pembayaran pinjaman mendatangkan sedikit
manfaat bagi bank. Pada waktu pinjaman dinegosiasikan, peminjam membuat (dan
jarang sekali mengungkapkan nya) perjanjian umum yang memberikan agunan (collateral)
atau jaminan kepada bank berdasarkan permintaan bank. Juga berdasarkan
permintaan bank, perusahaan peminjam harus mengajukan usulan penyisihan
(apropriasi) pendapatan pada akhir tahun (termasuk dividen) kepada bank sebelum
dapat diajukan kepada pemegang saham untuk disetujui. Bank umumnya menuntut
saldo kompensasi meskipun tergolong tidak sah, dimana sebesar 20 hingga 50%
dari pinjaman perusahaan di laporkan disimpan pada bank itu sebagai deposito
berjangka (atau lainnya). Berdasarkan kondisi ini, cakupan bunga yang rendah
biasanya tidak berarti risiko gagal bayar yang tinggi.
Faktor kelembagaan dan budaya juga memengaruhi risiko keuangan yang mana
rasio itu dirancang untuk dapat mengukurnya. Sebagai contoh, seorang pembaca
dari Amerika yang melihat relatif rendah nya rasio kini dari
perusahaan-perusahaan Jepang (sebagai akibat dari relatif tingginya utang
jangka pendek) dapat menyimpulkan bahwa perusahaan-perusahaan Jepang memiliki
kemampuan yang relatif lebih rendah untuk mengatasi utang jangka pendek mereka.
Namun demikian, di Jepang utang jangka pendek yang tinggi jarang sekali
mengindikasikan kekurangan likuiditas. Utang jangka pendek sangat menarik bagi
perusahaan karena kewajiban jangka pendek umumnya memiliki bunga yang lebih
rendah dibandingkan kewajiban jangka panjang. Lagi pula, pinjaman jangka pendek
di Jepang jarang sekali langsung di bayar kembali, tetapi umumnya diperbaharui
atau diperpanjang. Bank senang untuk memperbaharui pinjaman ini karena
memungkinkan bank untuk menyesuaikan tingkat suku bunga terhadap perubahan
kondisi pasar. Dengan demikian, utang jangka pendek di Jepang memiliki sifat
yang sama dengan utang jangka panjang di tempat lain. Dalam kenyataannya,
penggunaan utang jangka pendek untuk mendanai aktiva jangka panjang merupakan
suatu aturan, dan bukan larangan, di Jepang.
Periode penagihan rata-rata yang lebih panjang juga mencerminkan
perbedaan dalam budaya usaha. Pembelian di Jepang jarang sekali dilakukan
secara tunai. Cek mundur dengan masa jatuh tempo berkisar antara 60 hingga 90
hari merupakan hal yang biasa. Tradisi Jepang atas kesempatan kerja seumur
hidup juga memiliki beberapa pengaruh terhadap kebijakan penagihan. Perusahaan
sering sekali berupaya keras untuk mengakomodasi pelanggan komersial mereka.
Selama masa kejatuhan bisnis, perusahaan memperpanjang masa pembayaran kembali
untuk menghindari menempatkan pelanggan mereka dalam ikatan keuangan yang malah
mungkin memaksa mereka untuk menghentikan karyawan. Sebagai gantinya,
perlindungan patron terus-menerus memastikan stabilitas lapangan kerja (dan
hal-hal lainnya) bagi perusahaan penjual. Angka perputaran persediaan juga sama
terpengaruhnya.
Selama periode kurang baik,
perusahaan manufaktur lebih suka untuk melanjutkan produksi dan menimbun
pesediaan dari pada memiliki karyawan tanpa pekerjaan. Para manajer Jepang
tidak terlalu mengkhawatirkan laba jangka pendek sebagaimana rekan-rekan mereka
dari AS. Mereka lebih memiliki keamanan kerja dari pada yang ada di Amerika
Serikat. Bagian ekuitas saham di perusahaan Jepang sebagian besar dimiliki oleh
bank komersial, pemasok dan pelanggan yang terkait. Para pemegang saham ini
lebih tertarik dalam upaya untuk mempertahankan ikatan usaha mereka
dibandingkan dengan keuntungan pasar saham, dan akan memiliki saham tersebut
dalam jangka panjang, dan bukan berdasarkan kinerja pasar jangka pendek.
Para manager perusahaan di
Jepang yakin bahwa kenaikan pangsa pasar akan menjamin laba jangka panjang.
Karena alasan ini, pertumbuhan penjualan merupakan tujuan utama. Pertumbuhan
penjualan memberikan kontribusi dalam lapangan kerja yang lebih tinggi dan
keamanan kerja yang lebih baik dan konsisten dengan tradisi lapangan kerja
seumur hidup. Karena seluruh perusahaan Jepang mencari pertumbuhan penjualan,
kompetisi dalam harga sangat intensif, sehingga menghasilkan margin laba dan
statistik profitabilitas yang rendah. Hal ini terjadi khususnya pada perusahaan
besar yang bisanya menjual dalam jumlah besar pada pasar ekspor yang luar biasa
kompetitif.
Dengan demikian, apakan
perusahaan-perusahaan Jepang benar-benar lebih berisiko, kurang efisien dan
kurang menguntungkan bila dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan AS? Tidak
selalu seperti itu.
Di Eropa, karakteristik nasional
juga terlihat sanagt memengaruhi pengukuran laba.perusahaan besar di Prancis
dan Jerman cenderung lebih konservatif
dalam mengukur laba dibandingkan dengan perusahaan besar di Inggris. Yang juga
penting adalah undang-undang pajak dan ketergantungan akan modal kepada para
kreditor dan bukan investor.
DAFTAR PUSTAKA
Frederick D.S. Choi, dan Gary K. Meek, International
Accounting,Jakarta: Salemba Empat,2005.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar