1.Akuntansi Sebagai Suatu Profesi
Pengertian Profesi Akuntansi
Menurut International Federation of Accountants (dalam
Regar, 2003) yang dimaksud dengan profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan
yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan
akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan
atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik.
Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup
pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya
terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan konsultan manajemen.
Profesi Akuntan biasanya dianggap sebagai salah satu
bidang profesi seperti organisasi lainnya, misalnya Ikatan Dokter Indonesia
(IDI). Supaya dikatakan profesi ia harus memiliki beberapa syarat sehingga
masyarakat sebagai objek dan sebagai pihak yang memerlukan profesi, mempercayai
hasil kerjanya.
Perkembangan Profesi Akuntan
Menurut Baily, perkembangan profesi akuntan dapat
dibagi ke dalam 4 periode yaitu:
1. Pra Revolusi Industri
Sebelum revolusi industri, profesi akuntan belum
dikenal secara resmi di Amerika ataupun di Inggris. Namun terdapat beberapa
fungsi dalam manajemen perusahaan yang dapat disamakan dengan fungsi
pemeriksaan. Misalnya di zaman dahulu dikenal adanya dua juru tulis yang
bekerja terpisah dan independen. Mereka bekerja untuk menyakinkan
bahwa peraturan tidak dilanggar dan merupakan dasar untuk
menilai pertanggungjawaban pegawainya atas penyajian laporan keuangan.
Hasil kerja kedua juru tulis ini kemudian
dibandingkan, dari hasil perbandingan tersebut jelas sudah terdapat fungsi
audit dimana pemeriksaan dilakukan 100%. Tujuan audit pada masa ini adalah
untuk membuat dasar pertanggungjawaban dan pencarian kemungkinan terjadinya
penyelewengan. Pemakai jasa audit pada masa ini adalah hanya pemilik dana.
2. Masa Revolusi Industri Tahun 1900
Sebagaimana pada periode sebelumnya pendekatan audit
masih bersifat 100% dan fungsinya untuk menemukan kesalahan dan penyelewengan
yang terjadi. Namun karena munculnya perkembangan ekonomi setelah revolusi
industri yang banyak melibatkan modal, faktor produksi, serta organisasi maka
kegiatan produksi menjadi bersifat massal.
3. Tahun 1900 – 1930
Sejak tahun 1900 mulai muncul perusahaan-perusahaan
besar baru dan pihak-pihak lain yang mempunyai kaitan kepentingan terhadap
perusahaan tersebut. Keadaan ini menimbulkan perubahan dalam pelaksanaan tujuan
audit. Pelaksanaan audit mulai menggunakan pemeriksaan secara testing/
pengujian karena semakin baiknya sistem akuntansi/ administrasi pembukuan
perusahaan, dan tujuan audit bukan hanya untuk menemukan penyelewengan terhadap
kebenaran laporan Neraca dan laporan Laba Rugi tetapi juga untuk menentukan
kewajaran laporan keuangan.
Pada masa ini yang membutuhkan jasa pemeriksaan bukan
hanya pemilik dan kreditor, tetapi juga pemerintah dalam menentukan besarnya
pajak.
4. Tahun 1930 – Sekarang
Sejak tahun 1930 perkembangan bisnis terus merajalela,
demikian juga perkembangan sistem akuntansi yang menerapkan sistem pengawasan
intern yang baik. Pelaksanaan auditpun menjadi berubah dari pengujian dengan
persentase yang masih tinggi menjadi persentase yang lebih kecil (sistem
statistik sampling). Tujuan auditpun bukan lagi menyatakan kebenaran tetapi
menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan yang terdiri dari Neraca
dan Laba Rugi serta Laporan Perubahan Dana. Yang membutuhkan laporan akuntanpun
menjadi bertambah yaitu: pemilik, kreditor, pemerintah, serikat buruh,
konsumen, dan kelompok-kelompok lainnya seperti peneliti, akademisi dan
lain-lain.
Perkembangan Profesi Akuntan di Indonesia
Perkembangan profesi akuntan di Indonesia menurut
Olson dapat dibagi dalam 2 periode yaitu:
1. Periode Kolonial
Selama masa penjajahan kolonial Belanda yang menjadi anggota
profesi akuntan adalah akuntan-akuntan Belanda dan beberapa akuntan
Indonesia. Pada waktu itu pendidikan yang ada bagi rakyat pribumi adalah
pendidikan tata buku diberikan secara formal pada sekolah menengah atas
sedangkan secara non formal pendidikan akuntansi diberikan pada kursus tata
buku untuk memperoleh ijazah.
2. Periode Sesudah Kemerdekaan
Pembahasan mengenai perkembangan akuntan sesudah
kemerdekaan di bagi ke dalam enam periode yaitu:
a. Periode I [sebelum tahun 1954]
b.Periode II [tahun 1954 – 1973]
c. Periode III [tahun 1973 – 1979]
d. Periode IV [tahun 1979 – 1983]
e. Periode V [tahun 1983 – 1989]
f. Periode VI [tahun 1990 – sekarang]
Tipe-tipe Akuntan
Secara garis besar Akuntan dapat digolongkan sebagai
berikut:
1.Akuntan Publik (Public Accountants)
Akuntan publik atau juga dikenal dengan akuntan
eksternal adalah akuntan independen yang memberikan jasa-jasanya atas dasar
pembayarantertentu.
2. Akuntan Intern (Internal Accountant)
Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu
perusahaanatau organisasi. Akuntan intern ini disebut juga akuntan perusahaan
atauakuntan manajemen.
3.Akuntan Pemerintah (Government Accountants)
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada
lembaga-lembaga pemerintah, misalnya di kantor Badan Pengawas Keuangan
danPembangunan (BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK).
4. Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam
pendidikanakuntansi, melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar,
danmenyusun kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan tinggi.
2.Peran Akuntan
Akuntan sebagai salah satu profesi dapat bekerja di
suatu perusahaan swasta maupun di pemerintahan atau mendirikan suatu
perusahaan. Jika akuntan mendirikan perusahaan, akuntan tersebut disebut
akuntan publik (public accountant) yang pekerjaannya adalah mengaudit
laporan keuangan perusahaan sebagai pihak yang independen dan hasilnya berupa
pendapat atas laporan keuangan tersebut. Jika bekerja di dalam perusahaan
swasta/pemerintahan, akuntan tersebut disebut akuntan pribadi (private
accountant). Pekerjaan/tugas/fungsi yang dapat dilakukan oleh seorang
akuntan di dalam suatu perusahaan.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar